Pertemuan 5 - Komunikasi Politik dan Pembangunan

Pada dasarnya setiap individu tidak akan pernah lepas dari kegiatan politik. Kelas menengah (kaum terpelajar) juga secara langsung maupun tidak langsung selalu melakukan komunikasi politik. Bentuk komunikasi politik yang dilakukan yakni politik praktis. Misalnya : berdikusi mengenai kebijakan manajer baru dalam perusahaan, mengomentari peraturan di universitas, dsb.

Menurut Nimmo (1993 : 8 ), “ Komunikasi Politik merupakan komunikasi yang mengacu pada kegiatan politik”. Pembicaraan yang mengandung bobot politik, terlepas hanya sebatas mendiskusikan, tanpa terlibat langsung dalam aktivitas sebuah partai politik maupun kelompok – kelompok politik yang ada dalam masyarakat.

Komunikasi Politik merupakan proses komunikasi massa termasuk komunikasi antar pribadi dan elemen – elemen di dalamnya yang mungkin mempunyai dampak terhadap perilaku politik”. (Krans dan Davis, 1976 : 7 ). Rush dan Althoff, (1997 : 225), menyebutkan komunikasi politik merupakan transmisi informasi yang secara politis dari satu bagian sistem, politik kepada sistem politik yang lain , dan antara sistem sosial dan sistem politik merupakan unsur dinamis dari suatu sistem politik.

Kriteria komunikasi politik:

1. kuantitas lebih besar daripada kualitas ( Kn > Kl ), maka disebut otoritarian.

2. kuantitas lebih kecil daripada kualitas (Kn <>eksklusif.

Contoh: iklan BMW yang ditayangkan selama program Todays Dialog (padahal jumlah khalayak yang menonton tayangan Todays Dialog sedikit).

3. Kuantitas sama dengan kualitas ( Kn = Kl ) à sangat langka

Lima komponen komunikasi politik :

1. Komunikator politik, merupakan seseorang yang memiliki kemampuan dalam komunikasi politik.

2. Pesan politik, menyangkut pesan politik menyangkut pembicaraan dan aneka informasi politik tentang kekuasaan, pengaruhnya dalam masyarakat .

3. Media komunikasi politik, Secara umum alat untuk mengirimkan pesan – pesan politik .

4. Khalayak komunikasi politik, khalayak komunikasi politik dapat dibentuk melalui opini publik .

5. Dampak komunikasi dalam politik, yaitu konsekuensi dari sosialisasi politik .

Dalam banyak kasus, dalam berkomunikasi aspek biologis komunikator sering diagungkan. Hal ini tentunya memberikan dampak yang signifikan dalam mempengaruhi khalayak. Misalnya, Bung Karno dahulu dipercayai sebagai keturunan dewa, dsb. Namun, ketika opini publik telah terbentuk sangat sulit bagi seseorang atau sekelompok orang untuk mengubah pandangan tersebut. Sebagai contoh : Belakangan ini citra kepolisian tercoreng karena terungkapnya tindak kekerasan yang dilakukan oleh beberapa oknum polisi. Pendapat tersebut karena sudah menjadi opini publik, maka akan sangat sulit untuk mengubahnya ( Hal ini sesuai dengan Teori Spiral of Silence / Spiral Kesunyian ).

KONSEP PEMBANGUNAN

Pembangunan, meskipun memiliki substansi yang lebih politis, tetapi biasanya tidk bisa dilepaskan dari unsur modernisasi. Rostow (1960 : 57) yang menyatakan bahwa, “ pembangunan adalah sesuatu yang terus maju , dari suatu tahap yang primitif ketahap yang lebih maju”.

Dalam upaya pembaharuan, McQuail (1987:97) prinsipnya menyatakan, media paling baik digunakan secara terencana untuk menimbulkan perubahan dengan menerapkan dalam program pembangunan berskala besar.

Modernisasi menjadi sebuah model pembangunan yang berkembang dengan pesat seiring keberhasilan negara dunia kedua. Negara dunia ketiga juga tidak luput oleh sentuhan modernisasi ala barat tersebut. berbagai program bantuan dari negara maju untuk negara dunia berkembang dengan mengatasnamakan sosial dan kemanusiaan semakin meningkat jumlahnya. Namun demikian kegagalan pembangunan ala modernisasi di negara dunia ketiga menjadi sebuah pertanyaan serius untuk dijawab. Beberapa ilmuan sosial dengan gencar menyerang modernisasi atas kegagalannya ini. Modernisasi dianggap tidak ubahnya sebagai bentuk kolonialisme gaya baru, bahkan Dube (1988) menyebutnya seolah musang berbulu domba.

Modernisasi merupakan perubahan progresif, sekalipun akibat samping maupun korban modernisasi beraneka macam dan kadang-kadang diliuar batas kemanusiaan dan moral universal.

MEDIA MASSA DAN PEMBANGUNAN

McQuail (1987:97) prinsipnya menyatakan, media paling baik digunakan secara terencana untuk menimbulkan perubahan dengan menerapkann adalam program pembangunan berskala besar. Daniel Lerner menggaris bawahi pula pengaruh-pengaruh lainnya dalam perubahan yang diakibatkan oleh media – massa.

Media yang paling baik untuk menyebarkan informasi dan berpeluang untuk mendukung pembangunan di negara sedang berkembang adalah radio dan televisi (Schramm, 1977). Media massa menurut Schramm secara sendirian atau bersama lembaga lain dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai pemberi informasi. Tanpa media massa sangatlah sulit untuk menyampaikan informasi secara cepat dan tepat waktu seperti yang diharapkan oleh suatu negara yang sedang membangun.

2. Pembuatan Keputusan. Dalam hal ini media massa berperan sebagai penunjang karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan, dan media massa menyampaikan bahan untuk didiskusikan serta memperjelas masalah yang sedang diperbincangkan.

3. Sebagai Pendidik. Sebagian dapat dilaksanakan sendiri oleh media massa, sedangkan bagian yang lainnya dikombinasikan dengan komunikasi antarpribadi. Misalkan program-program pendidikan luar sekolah, atau siaran pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger