Kesehatan merupakan hal terpenting yang diperlukan oleh setiap individu, namun seringkali banyak pihak menyepelekan hal ini. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya korban yang jatuh akibat berbagai penyakit ganas seperti AIDS, SARS, Kanker, dan masih banyak lagi. Salah satu penyebab semakin banyaknya korban adalah kurangnya peringatan dan penyuluhan mengenai kesehatan kepada masyarakat. Mengatasi masalah tersebut, kini kampanye di bidang kesehatan mulai banyak dikumandangkan melalui media.
Advokasi media merupakan satu langkah strategik untuk meningkatkan inisiatif sosial dan masyarakat. Advokasi media memang tidak secara langsung berupaya mengubah perilaku individu untuk lebih perhatian terhadap kesehatan. Akan tetapi melalui media, terdapat upaya untuk memfokuskan perubahan cara pemahaman masalah sebagai isu kesehatan masyarakat.
Advokasi media merupakan sebuah konsep yang relatif baru dan banyak dikaitkan dengan gerakan pengendalian rokok di AS, Inggris, Kanada. Namun meskipun relatif baru, konsep advokasi media sebenarnya memiliki esensi kekuatan utama yakni lebih dari sekadar meningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan, melainkan melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik.
Di Indonesia sendiri, penggunaan media sebagai wadah dalam kampanye kesehatan sudah diterapkan sejak lama. Bahkan dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, media menjadi kekuatan dahsyat bagi pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku serta memainkan peran dalam perubahan sosial. Kurang lebih 15 tahun lalu misalnya, kampanye pemerintah mengenai Keluarga Berencana (KB) sukses diterapkan dengan adanya penyuluhan terlebih dahulu kepada masyarakat melalui iklan di televisi. Angka kematian ibu melahirkan juga turun secara tidak langsung melalui adanya kampanye penyuluhan di televisi yang bertema “Suami Siaga”.
Seiring dengan berkembangnya waktu, penggunaan media sebagai wadah dalam kampanye komunikasi kesehatan mengalami dilema. Media seakan berwajah dua, di satu sisi media mendukung pendidikan kesehatan masyarakat, namun di sisi lain iklan juga hebat pengaruhnya terhadap gaya hidup masyarakat. Iklan menjadi tangan tak kasat mata yang mempengaruhi redaksi. Masih banyak acara di media yang mendapat sponsor utama dari produk rokok atau minuman keras. Pada event penting di tahun ini yakni World Cup 2010, misalnya produk rokok Gudang Garam menjadi sponsor terbesar sehingga iklannya memiliki kuantitas penayangan yang cukup tinggi. Sangat terlihat bahwa media dimanfaatkan dalam mutualisme konspiratif para penguasa dan pengusaha. Dan celakanya media sudah terjerat dalam bisnis tersebut semata-mata untuk mempertahankan kemapanan.
Media massa sebagai sarana promosi kesehatan yang efektif seharusnya punya komitmen pada perubahan sosial. Media sebagai jembatan penghubung antara pemerintah terhadap pasar dan masyarakat sipil sudah sepatutnya memainkan peran secara bijak, sehingga masyarakat tidak dibingungkan oleh media itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar